Daftar Blog Saya

Kamis, 03 Februari 2011

Perempuan itu





Benar-benar melelahkan pulang kuliah sampai malam,, perjalanan lumayan jauh jakarta-bekasi. Aku jadi teringat sama seorang wanita pada hari itu juga. Ketika itu bis sangat penuh, untungnya aku dapat tempat duduk, kalau tidak dapat harus berdiri selama satu jam lebih. Ada yang sangat menarik didalam bis,  seorang perempuan yang memakai  masker menutupi wajahnya, dia duduk didepan aku, bangku ketiga, dan aku duduk dibelakang dia bangku ketiga juga. Awalnya dia tidak menoleh kebelakang arahku, dan saat itu aku duduk dipinggir bangku ketiga dan perempuan itu duduk dipojok dekat jendela. Tiba-tiba saja, ada seorang lelaki berteriak untuk menghentikan bis, perempuan itu menoleh kebelakang, tanpa aku sadari dia menatap aku dan bodohnya aku terus melihat perempuan itu,  memang dari awal aku memperhatikan gerak gerik dia yang sedang risih, aku terus saja memperhatikan perempuan itu, dari belakang. Rambutnya yang sangat lurus, jemarinya yang begitu lentik dan kulitnya yang putih. Aku memang tidak menyentuhnya secara langsung tapi aku memperhatikan dia dengan seksama. Tak lama, penumpang yang duduk disamping dia turun lebih awal, dan aku coba memberanikan diri duduk disamping dia dan dia menoleh kearahku, lalu aku membalasnya dengan senyum. Saat itu jantungku berdegup dengan cepat, seperti sehabis lari marathon. Perempuan itu memperhatikan aku dengan seksama saat aku duduk bersamanya, ingin rasanya aku menoleh dan tersenyum padanya. Sayangnya kepala aku saja tidak bisa aku menoleh kearah dia, serasa kaku di tempat. Mungkin karena rasa gugup setengah mati, tak lama aku memberanikan diri menoleh, dan perempuan itu juga ikut menoleh, ya ampun kenapa jadi bersamaan, dan kita pun bertatapan. Aku melihat bulu matanya yang lentik dan sebagian wajahnya ditutupi masker, begitu juga tubuhnya dia yang gemuk tapi seksi. Entah kenapa saat itu tubuh aku begitu lemas saat menatap dia, mungkin jantung aku yang sejak tadi berdebar-debar. Sayangnya itu hanya sesaat aku rasakan, aku turun lebih dulu tapi aku juga tidak mau ketinggalan moment ini, aku menyentuh pundak kiri dia dan aku bilang "mbak, saya duluan yah" lalu dia jawab "iya". Saat aku sentuh pundaknya, ada reaksi terdiam dari perempuan itu. Entahlah apa yang dia rasakan saat itu, yang jelas aku senang bisa menyentuh pudaknya. Tak lama dia turun dari bis dan aku melihat dia, dengan kaos putih dan rok jeansnya, ingin aku kejar,,, ingin aku berkenalan,,, namun sayangnya terhalang tukang ojek, dan perempuan itu keburu menyebrang jalanan. Saat itu aku benar-benar menyesal kenapa tidak di dalam bis waktu kita duduk berdua dan lebih ironisnya lagi tukang ojek, ngapain juga menghalangin aku jalan.
Aku berdoa pada Tuhan, mudah-mudahan bisa bertemu lagi besok dan ternyata benar, perempuan itu ada, bahkan naik bis yang sama dengan aku. Sayangnya dia duduk didepan dan sekarang wajahnya sangat jelas, dia tidak lagi memakai masker meski awalnya aku ragu itu bukan dia. Sampai akhirnya aku yakin itu benar-benar dia, cincin yang dia pakai sama persisi yang semalam berbahan perak. Meski dia pakainya di sebelah kanan berbeda sama yang semalam sebelah kiri. Tetap aku masih bisa mengenali dia, terutama jemari dia yang lentik dan kukunya yang panjang, itu membuat aku merasa yakin itu memang dia. Tidak lama dia menoleh kebelakang dan melihat aku, benar dugaanku itu memang dia. Aku pikir dia tidak melihat aku waktu dia mau naik ke dalam bis, ternyata dia melihat aku dan anehnya perempuan itu turun lebih awal dari aku tapi sebelum dia turun dia melihat aku lagi. Ingin rasanya aku turun dan menyapa perempuan itu tapi aku takut dan tidak punya keberanian.
Besoknya, aku tidak melihat perempuan itu lagi, meski aku tunggu dia di jalan baru, dia tidak tampak sampai sekarang. Dimana perempuan itu, aku hanya ingin tahu siapa nama kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar